Senin, 31 Maret 2014

Mencari Sahabat

sobat ...
kata yang mememiliki beribu makna
sobat ...
hadir mu tak hanya saat senang tapi kau rangkul setiap tetesan kesedihanku
sobat ...
saat ku tak memiliki apa-apa kau datang memberi seberkas cahaya harapan

melihat arti seorang sahabat memang memiliki beribu makna . bukan cuma sekedar kata tapi ini lebih seperti suatu ikatan. bentuk atau simbol kebersamaan dan kedekatan. bukan SEDARAH tapi SEARAH , bukan ADIK tapi bisa sebagai ADIK , bukan KAKAK tapi melindungi bagai KAKAK, bukan IBU tapi mengasihi bagai IBU , bukan AYAH tapi menasehati dan membimbing bagai AYAH. mungkin itu yang terlintas dalam fikiran ku tentang sahabat . tapi tentu sahabat bukan saluran satu arah yang tidak ada timbal baliknya tapi sahabat bagai aliran telepon yang memiliki timbal balik yang sama.

sahabat yang baik tidak hanya ada saat kita senang tapi sahabat yang baik akan terlihat ketika dia membangkitkan kita disaat kesusahan. bahkan mungkin ia akan berlari ketika kita susah di banding hanya berjalan menikmati kesenangan dengan kita .

bahkan seorang sahabat akan sukarela mebagi apa yang ia miliki di saat shabatnya kekurangan atau kesusahan . bahkan pernah di ibaratkan ketika seorang sahabat membeli sebuah roti dan pada saat itu juga ia bagi dengan sahabat di sebelahnya tanpa pikir panjang. bahakan sang pemilik toko menanyakan " kenapa kau bagi roti yang hanya sepotong itu dengan teman mu ? " dia hanya menjawab " ketika ku makan dan melihat nya mkan akan membuat kenyang perut tapi bukan hanya itu tapi batin ini juga akan kenyang melihat raut bahagianya "

Subur dan Tandusnya Indonesia - KU

semakin majunya teknologi zaman sekarang membuat tingkat konsumsi masyarakat pun semakin melonjak apalagi di bidang Gadget . melihat fenomena sekarang mungkin seorang remaja rela tidak jajan atau menabung untuk mendapatkan gadget yang diinginkannya. bahkan dengan berkembangnya teknologi juga bisa berdampak buruk terkait banyak kasus kriminal. mungkin benar teknologi semakin maju tapi seiring itu moral bangsa semakin mundur.

dahulu kita terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat penghasilan dari sektor pertanian. tapi sekarang untuk mendapatkan kedelai yang sehari-hari biasa menjadi bahan baku pembuatan tempe dan tahu pun susah didapatkan. apakah tidak malu kita ? pertanyaan yang sangat lucu namun sangat tajam menyindir negara yang sebenarnya dikutuk sebagai tempat yang subur .dulu Band legendaris Indonesia pernah bernyanyi dengan lirik " orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman " , bahakan disana tergambar bahwa kayu dan batu saja kita tanam akan tumbuh menjadi suatu tumbuhan , tapi sekarang tanah kita lebih sering di tanami dengan gedung-gedung bertingkat milik pengusaha asing, yang hanya mementingkan kekayaan pribadi dan memeinggirkan rakyat asli Indonesia ke pinggiran-pinggiran kota. terasingi di negeri sendiri, tapi bagi mereka tuan rumah di negeri orang .

pemikiran anak-anak Indonesia itu subur , bahkan juara olimpiade fisika ,kimia, matematik ,dan lain-lain pun bisa diraih anak-anak indonesia. tapi kemanakah mereka setelah dewasa ? bukankah negara ini bisa maju dengan pemikiran-pemikiran mereka ? banyak pertanyaan tapi ntah dimana harus di cari jawabnya dan siapa yang harus menjawabnya. suburnya mereka mungkin hanya sedikit air di ketandusan yang ditebar para koruptor yang menawan air-air uang rakyat yang sibuk memeperkaya diri tanpa mempedulikan kehausan rakyat kecil dengan penderitaannya.

subur hanya sebuah kata yang menggambarkan suatu kemakmuran ,yang berlawanan dengan tandus yang merupakan gambaran dari kesengsaraan. Indonesia diberikan kesuburan oleh Sang Pencipta tapi yang memanfaatkan malah negara lain . mungkin kita harus mulai dari diri kita sendiri untuk menumbuhkan kesuburan dalam diri ini untuk merubah ketandusan yang diciptakan orang-orang tak bertanggung jawab dinegeri ini .

Minggu, 30 Maret 2014

Malaikatku Bernama Ibu

Sebelum ku bisa melihat cahaya matahari di siang hari dan cahaya bulan di malam hari , aku pernah melihat cahaya , pertanyaan yang aneh jika ku bertanya cahaya apa yg lebih terang dari cahaya matahari di siang hari dan bulan di malam hari ? Tapi Allah S.W.T mengenalkan ku dengan cahaya yang mulia dari sosok seorang wanita . Cahaya itu begitu mulia ,bahkan tidak panas seperti sengatan cahaya matahari dan tidak redup bagai cahaya bulan. Hangat dan menerangi tak memilih jam , kondisi atau apapun. mata ini seakan tak mau di bukak , namun entah kenapa aku mendengar tangisan , apakah aku menyakiti wanita ini ? Apakah cahayanya menghabiskan energinya ? Banyak tanya dibenak ku .
dentingan bisikan mulai keluar ditelingaku , "kau akan lahir anakku " suara yang terdengar berat dan berbeda dari sang wanita. Ku coba buka mata ini , tapi sepertinya suara sembilir hati ingin mengatakan "sampai di sini , kini mereka berdualah yang akan membimbing mu , membesarkanmu , mengajarkanmu tentang mengenal Allah S.W.T ,wanita itu adalah ibumu dan  suara yang satu lagi ialah ayahmu.

pertamakali ku keluar dari tempat yang terselubung itu, ku lihat sekitar yang berbeda yang membuatku merasa asing tapi apa yang bisa kukatakan ? hanya tangisan yang keluar dari mulut ini . tapi suara lembut yang membuat ku tenang itu mencoba merangkulku di kehangatan pelukannya sambil berkata "gagah sekali engkau wahai anakku" ya itu ibuku dibawah relung dekapan nya ku merasa nyaman dan tak takut lagi dengan suasana asing ini .
ya saat itulah ku melihatnya .Wanita yang begitu cantik bagai malaikat dimataku. melihat senyum tergores dibibirnya membuat ku seakan tertidur dikenyamanan surga dunia. ku berdoa kepada Allah S.W.T jagalah selalu senyum kedua orang tuaku sampai kapan pun.

ketika ku mulai beranjak 1-2 tahun tangan ibuku yang mengajarkan ku untuk belajar memapah tubuhku untuk berjalan .bagaikan seorang malaikat yang mengajarkan ku terbang dengan sayap kecil ku ini .1,2 dan 3 langkah ku ayunkan kaki ku mencoba menjaga keseimbanganku ketika ku sudah bisa raut bahagia terlihat di wajahnya sambil mengatakan "anak ibu pintar , sudah bisa jalan ". bahakan setiap tingkah laku ku tak satu pun ingin Ia lewati .

ketika ku sudah mulai remaja petuah - petuah beliau antarkan aku untuk menatap masa depan , keyakinan akan suatu prinsip memotvasi kehidupan ku untuk kedepan nya. berat memang mebiarkan ku pergi jauh darinya . tapi hanya satu yang diucapkan nya agar akau menjaga diriku di kehidupan ini walau terleas dari luasan pandangnya.mencoba merangkai kisah hidupku yang jauh dari malaikatku yang bernama Ibu.