Sabtu, 16 Juni 2012

Negeriku Indonesia


Negeriku
Indonesia Negeriku ,negeri yang indah seperti surga,kekayaan alam yang di miliki tak pernah habis ,seperti indahnya hamparan lautan yg kaya akan berbagai jenis hewan laut yang tak pernah hentinya mengarungi lautan Indonesia, dan hijaunya dataran Indonesia menjadikannya sebagai salah satu paru-paru dunia. Itu lah indahnya Indonesia dari Barat sampai Timur dan dari sabang sampai merauke secara geografis ,jika kita melihat lebih kedalam terutama ke masyarakatnya di sini kita bisa melihat sisi baik nya betapa banyaknya keanekaragaman yang di miliki Indonesia terutama dalam aspek budaya yang di miliki tiap daerah seperti Tari-tarian, bahasa daerah, kesenian, masakan, kerajinan, dll. Tapi tetap dalam kesatuan Indonesia . Tapi akhir-akhir ini sudah banyak yang berubah di negeri tercinta ini. Bencana alam seringkali terjadi , seperti gempa bumi, banjir, longsor, Tsunami, dll. Budaya indonesia juga banyak yang di curi oleh negara tetangga. Budaya yang seharusnya dapat kita lindungi tapi dengan mudahnya di rebut oleh negara lain, itu semua dapat mengurangi kunjungan turis ke indonesia yang akan berpengaruh ke sektor pariwisata dan mata pencarian kita. Karena dengan keindahan negeri ini dan berbagai macam budaya kitalah sehingga kita bisa memperkenalkan Indonesia ke Dunia. Indonesia semakin hancur ketika para wakil rakyat tidak lagi memperhatikan rakyatnya. Mereka malah bersenang-senang dengan uang rakyat tanpa melihat bagaimana cara memajukan negeri ini .Di mana kah hati nurani mereka?  Apa kah masih pantas di sebut manusia ketika rakyat mati kelaparan dan mereka membuang-buang uang untuk hal yang tidak penting ?  Kapan mereka sadar? Sepertinya keadilan di Indonesia tidak ada gunanya lagi,  keadilan bisa di beli , orang-orang  yang memiliki harta melimpah bisa membeli keadilan , sedangkan orang yang tak mampu hanya jadi permainan hukum . Bayangkan saja, seorang pejabat yang mencuri uang rakyat Triliunan rupiah hanya di hukum 3 tahun penjara , sedangkan rakyat miskin yang cuma mencuri sendal atau makanan di hukum  5 tahun penjara. Apakah itu yang dinamakan dengan keadilan? Ketamakan para pemimpin di negeri ini tidak bisa lepas dari garis kemiskinan, pengangguran, kerusuhan , dan kesengsaraan yg masih belum bisa di obati oleh negeri ini . Di dunia pun Indonesia belum bisa memberikan prestasi seperti hal nya di bidang olahraga, Indonesia kehilangan para atlet nya, padahal banyak anak negeri yang memiliki talenta yang bagus tapi lagi-lagi para pengurus dan pemimpin tidak bisa memberikan fasilitas dan hal-hal penunjang lainnya. Mereka lebih mengutamakan keuntungan pribadi. Mungkin kita perlu mencontoh negara-negara lain, bagaimana mereka dapat mengelola kebudayaan dan menjadikan semua itu aset berharga bagi negara mereka untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan secara luas tentu saja pendapatan negara .Negara lain juga mampu memanfaatkan lahan yang kecil untuk membuat mereka mengenalkan diri ke dunia sedangkan Indonesia memiliki geografis yang luas tapi itu hanya seperti harta yang terpendam. Inimerupakan  tugas wakil-wakil rakyat untuk membantu mengenalkan indonesia ke Dunia. Namun itu juga merupakan tugas kita sebagai rakyat untuk meperkenalkan Indonesia ke Dunia. Negara lain juga mampu mengenalkan negaranya melalui bidang olahraga . Mereka melakukan dengan pengembangan bibit/atlet di usia muda dan melakukan regenerasi secara berkelanjutan/terus menerus . Inilah yang tidak di lakukan indonesia karena para pengurus yg seharusnya memberikan fsilitas dan hal-hal penunjang lain nya malah ribut memperebutkan kekuasaan dan saling menjatuhkan.Banyak hal yang perlu di koreksi oleh para pemimpin kita dan banyak hal juga yang bisa menjadi bahan renungan yg harus di lakukan oleh generasi muda dan penerus bangsa. Karena perubahan kecil yang di lakukan secara terus menerus akan membuat suatu perjuangan yang kuat dan membentuk karakter diri dan Bangsa. Oleh karena itu, kita harus menjadi suatu kesatuan untuk menjadikan negeri kita ini lebih maju dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar