Senin, 17 November 2014

Contoh Studi Kasus Pelanggaran Etika Bisnis

Segera Pihak Kepolisian Tangkap Penyebar Isu Rumah makan Jual Daging Mutilasi

BENGKALIS, PESISIRNEWS.com - Hermansyah pemilik rumah makan Takana Juo di Bengkalis terkejut adanya isu atau runmor di media sosial (bbm dan sms) mengatakan rumah makannya menjual daging mutilasi yang terjadi di Perawang (Kab Siak) beberapa minggu yang lalu dan menjadi pemberitaan Nasional.
Kerugian Rumah makan Takana Juo nampak ketika hari rabu 25/08 lalu pembeli baik yang makan di tempat atau pun membungkus turun drastis baik  yang berada di jalan Hasanuddin dan Di jalan Sudirman (samping BRI).
Di temui Pesisirnews.com Hermansyah mengatakan "Saya mendapat isu atau berita dari istri saya mendapatkan kiriman pesan dari media sosial (bbm) yang mengatakan rumah makan kami sudah di segel polisi karena menerima atau membeli daging hasil mutilasi di siak dan rumah makan kami ada cabang di daerah perawang,dan kami sekeluarga beserta karyawan rumah makan takana juo berada di kampung (padang) semua berita atau pun yang ada di media sosial tidak benar dan kami merasa di rugikan dan omset rumah makan kami turun, saya berharap pihak keamanan bisa mengusut siapa yang memberitakan atau menyebarkan isu tersebut' harap herman yang juga  menantu  H Rusli.
Lanjut Hermansyah "Kami sekali setahun tutup atau semua karyawan pulang kampung tahun ini kami tutup tanggal 13/08 lalu dan tgl 25/08 kami buka lagi dan Rumah makan Takana Juo hanya di bengkalis (Jl Sudirman dan Jl Hasanuddin Bengkalis) dan tidak ada cabang di daerah lain dan kami berada di bengkalis sejak tahun 1998 lalu.Jadi kami harapkan isu yang merugikan usaha rumah makan kami tidak berlansung lama dan pemerintah juga PHRI (perhimpunan hotel dan restoran indonesia) Kab Bengkalis bisa memberikan soialisasi ke masyarakat agar tidak termakan isu-isu bohong ini'kata hermansyah.

Jefry Tumangkeng, AMd Ketua PHRI Kab Bengkalis di temui kantor PHRI (Hotel Panorma ) mengatakai "Kami Mohon Pihak berwajib Segera mencari atau siapa yang menyebarkan isu atau berita bohong tersebut bahwa rumah makan Takana Juo menjual daging mutilasi tersebut, ini sangat merugikan anggota kami di PHRI karena rumah makan Takana Juo ini sangat di rugikan baik itu omsetnya berkurang dan juga nama baik rumah makan sudah tercemar di harapkan pemerintah daerah bisa juga memberikan informasi yang benar jangan percaya berita berita dari media sosial yang sumbernya tidak bisa di pertanggung jawabkan "tegas Jefry.(yee)

ANALISIS :
menurut saya ini merupakan tindakan yang tidak baik , karna ada pihak-pihak yang menyebarkan berita yang jelas-jelas menyerang rumah makan ini , dalam definisi etika bisnis dijelaskan dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. etika bermaksud membantu manusia bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan .

sebenarnya kita juga tidak bisa menyalahkan si penyebar isu ini jika ia dapat mempertanggung jawabkan isu ini dengan bukti-bukti atau fakta-fakta yang membenarkan isu ini tapi pada kasus ini terlihat hanya sekedar kabar angin yang tidak jelas dari mana asalnya dan tidak dapat di pegang sebagai kebenaran.

pada kasus ini juga terlihat suatu analisis tentang norma egoisme yaitu ada tindakan-tindakan pribadi yang ingin mengambil keuntungan dari kasus ini , mungkin saja dari pesaing rumah makan ini atau pihak-pihak yang tidak senang akan rumah makan ini .

Kasus ini juga merupakan pelajaran bagi pemilik rumah makan ini untuk lebih hati-hati karna masalah makanan sangat besar pengaruh sosialnya di masyarakat bahkan bisa menghancurkan usaha tersebut , oleh karna itu ada baiknya rumah makan ini juga dapat serifikat kesehatan dan izin usaha yang jelas agar memiliki badan hukum sebagai penguat usah tersebut agar tidak gampang terkena isi yang buruk. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar