Minggu, 30 Maret 2014

Malaikatku Bernama Ibu

Sebelum ku bisa melihat cahaya matahari di siang hari dan cahaya bulan di malam hari , aku pernah melihat cahaya , pertanyaan yang aneh jika ku bertanya cahaya apa yg lebih terang dari cahaya matahari di siang hari dan bulan di malam hari ? Tapi Allah S.W.T mengenalkan ku dengan cahaya yang mulia dari sosok seorang wanita . Cahaya itu begitu mulia ,bahkan tidak panas seperti sengatan cahaya matahari dan tidak redup bagai cahaya bulan. Hangat dan menerangi tak memilih jam , kondisi atau apapun. mata ini seakan tak mau di bukak , namun entah kenapa aku mendengar tangisan , apakah aku menyakiti wanita ini ? Apakah cahayanya menghabiskan energinya ? Banyak tanya dibenak ku .
dentingan bisikan mulai keluar ditelingaku , "kau akan lahir anakku " suara yang terdengar berat dan berbeda dari sang wanita. Ku coba buka mata ini , tapi sepertinya suara sembilir hati ingin mengatakan "sampai di sini , kini mereka berdualah yang akan membimbing mu , membesarkanmu , mengajarkanmu tentang mengenal Allah S.W.T ,wanita itu adalah ibumu dan  suara yang satu lagi ialah ayahmu.

pertamakali ku keluar dari tempat yang terselubung itu, ku lihat sekitar yang berbeda yang membuatku merasa asing tapi apa yang bisa kukatakan ? hanya tangisan yang keluar dari mulut ini . tapi suara lembut yang membuat ku tenang itu mencoba merangkulku di kehangatan pelukannya sambil berkata "gagah sekali engkau wahai anakku" ya itu ibuku dibawah relung dekapan nya ku merasa nyaman dan tak takut lagi dengan suasana asing ini .
ya saat itulah ku melihatnya .Wanita yang begitu cantik bagai malaikat dimataku. melihat senyum tergores dibibirnya membuat ku seakan tertidur dikenyamanan surga dunia. ku berdoa kepada Allah S.W.T jagalah selalu senyum kedua orang tuaku sampai kapan pun.

ketika ku mulai beranjak 1-2 tahun tangan ibuku yang mengajarkan ku untuk belajar memapah tubuhku untuk berjalan .bagaikan seorang malaikat yang mengajarkan ku terbang dengan sayap kecil ku ini .1,2 dan 3 langkah ku ayunkan kaki ku mencoba menjaga keseimbanganku ketika ku sudah bisa raut bahagia terlihat di wajahnya sambil mengatakan "anak ibu pintar , sudah bisa jalan ". bahakan setiap tingkah laku ku tak satu pun ingin Ia lewati .

ketika ku sudah mulai remaja petuah - petuah beliau antarkan aku untuk menatap masa depan , keyakinan akan suatu prinsip memotvasi kehidupan ku untuk kedepan nya. berat memang mebiarkan ku pergi jauh darinya . tapi hanya satu yang diucapkan nya agar akau menjaga diriku di kehidupan ini walau terleas dari luasan pandangnya.mencoba merangkai kisah hidupku yang jauh dari malaikatku yang bernama Ibu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar